how much energy is used to make plastic
2023-10-16
Plastik adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Mulai dari kemasan makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, hingga peralatan medis, plastik hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Meskipun plastik memiliki berbagai manfaat, proses produksi plastik membutuhkan energi yang cukup besar. Artikel ini akan membahas seberapa banyak energi yang digunakan untuk membuat plastik.
Proses produksi plastik dimulai dengan pengeboran minyak bumi, yang merupakan bahan baku utama untuk membuat plastik. Setelah minyak bumi diekstraksi dari kepala sumur, langkah berikutnya adalah memurnikannya menjadi bahan baku plastik. Proses pemurnian minyak bumi ini melibatkan pemanasan, pendinginan, serta penggunaan berbagai bahan kimia untuk memisahkan komponen minyak bumi menjadi fraksi yang berbeda. Proses ini membutuhkan energi yang cukup besar, terutama dalam bentuk panas.
Selanjutnya, bahan baku plastik yang sudah dimurnikan akan diubah menjadi polimer melalui proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses kimia di mana molekul-molekul kecil disatukan menjadi rantai panjang yang kita kenal sebagai polimer. Umumnya, proses polimerisasi membutuhkan kondisi reaksi yang dikontrol dengan ketat, termasuk suhu dan tekanan tertentu. Suhu yang tinggi dan tekanan yang tinggi ini membutuhkan energi yang signifikan. Proses ini juga memerlukan berbagai katalis dan bahan kimia lainnya, yang juga diproduksi melalui proses yang membutuhkan energi.
Setelah proses polimerisasi selesai, polimer yang dihasilkan akan diproses lebih lanjut untuk membentuk berbagai produk plastik. Proses ini melibatkan ekstrusi, injeksi, atau cetak molding, tergantung pada jenis dan bentuk produk plastik yang diinginkan. Proses-proses ini juga memerlukan energi dalam bentuk panas dan tenaga mekanis untuk membentuk dan membentuk plastik.
Selain energi yang digunakan untuk memproduksi plastik, energi juga diperlukan selama penggunaan dan siklus hidup plastik. Misalnya, saat plastik digunakan dalam kemasan makanan, energi digunakan selama proses pembuatan, transportasi, dan penyimpanan makanan. Selain itu, meskipun plastik dapat didaur ulang, proses daur ulang juga memerlukan energi tambahan. Dalam beberapa kasus, plastik yang tidak dapat didaur ulang akhirnya akan dibakar atau dibuang di tempat pembuangan sampah, yang juga memerlukan energi.
Berbagai studi telah dilakukan untuk mengukur seberapa banyak energi yang digunakan untuk membuat plastik. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Science & Technology, sekitar 4% hingga 8% dari total energi yang digunakan di dunia digunakan untuk memproduksi plastik. Hal ini mencakup energi yang digunakan dari tahap ekstraksi minyak bumi hingga produksi akhir produk plastik. Jumlah ini dapat bervariasi tergantung pada jenis plastik yang diproduksi dan metode produksi yang digunakan.
Dalam upaya mengurangi konsumsi energi dalam produksi plastik, banyak perusahaan dan pabrik telah mengadopsi teknologi yang lebih efisien secara energi. Misalnya, menggunakan energi matahari atau energi terbarukan untuk memanaskan dan mendinginkan proses pemurnian minyak bumi, atau menggunakan teknologi yang memungkinkan proses polimerisasi berjalan pada suhu dan tekanan yang lebih rendah. Peningkatan dalam daur ulang juga dapat membantu mengurangi konsumsi energi yang terkait dengan pembuatan plastik baru.
Dalam kesimpulannya, produksi plastik membutuhkan jumlah energi yang sangat besar, mulai dari ekstraksi minyak bumi hingga proses pembentukan produk akhir. Namun, kesadaran akan dampak lingkungan dan perhatian terhadap efisiensi energi telah mendorong perusahaan dan pabrik untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan dalam produksi plastik. Dengan terus mengembangkan teknologi yang lebih efisien secara energi dan meningkatkan daur ulang, kita dapat mengurangi penggunaan energi yang terkait dengan produksi plastik.