what percentage of u.s. oil is imported
2023-10-17
Amerika Serikat adalah salah satu negara terkemuka dalam industri minyak dan gas global. Sebagai salah satu konsumen terbesar minyak dunia, AS mengandalkan sumber daya domestik maupun impor untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, seberapa besar persentase minyak AS yang harus diimpor?
Pada tahun 2020, Amerika Serikat memproduksi sekitar 11,32 juta barel minyak per hari, angka tertinggi sejak 1970an. Produksi minyak AS meningkat pesat selama dekade terakhir, terutama berkat perkembangan teknologi dalam perminyakan seperti teknik pengeboran horizontal dan fraktur hidrolik. Meskipun begitu, impor minyak tetap menjadi bagian penting dalam pasokan energi negara ini.
Berdasarkan data dari Badan Informasi Energi Amerika Serikat (U.S. Energy Information Administration/EIA), pada tahun 2020, AS mengimpor sekitar 8,9 juta barel minyak per hari, atau sekitar 47% dari total konsumsi minyaknya. Ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari kebutuhan minyak AS harus dipenuhi melalui impor.
Ketika mempertimbangkan asal negara impor minyak AS, Kanada tercatat sebagai sumber impor terbesar, menyumbang sekitar 48% dari total impor minyak AS. Kemudian, diikuti oleh Arab Saudi dengan 6% dan Meksiko dengan 4%. Negara-negara lain seperti Irak, Rusia, dan Kolombia juga memasok sebagian kecil dari jumlah impor minyak AS.
Tentu saja, asal impor minyak AS dapat berubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan perubahan kebijakan dan dinamika pasar global. Perlu dicatat bahwa AS juga merupakan eksportir minyak terkemuka di dunia, misalnya memasok minyak mentah ke negara-negara seperti India, Jepang, dan Korea Selatan. Baik sebagai pengimpor maupun eksportir minyak, AS memiliki peran penting dalam pasar energi global.
Beberapa faktor yang mempengaruhi volume impor minyak AS adalah ketersediaan sumber daya dalam negeri, kualitas dan jenis minyak yang diinginkan, harga minyak global, serta pertimbangan keamanan energi. Selain itu, perkembangan dalam energi terbarukan juga memainkan peran penting dalam melihat kebutuhan energi masa depan Amerika Serikat.
Organisasi seperti OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak) juga dapat memengaruhi impor minyak AS melalui kebijakan produksi dan harga minyak global. Perubahan geopolitik dan kebijakan perdagangan antarnegara juga dapat mempengaruhi arus impor minyak AS.
Para pengambil kebijakan di AS telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi ketergantungan negara ini terhadap impor minyak, seperti meningkatkan produksi domestik dan mempromosikan energi terbarukan sebagai sumber energi alternatif. Namun, transisi ke energi terbarukan dan mengurangi impor minyak tidak akan terjadi dalam semalam.
Dalam beberapa dekade mendatang, AS mungkin menghadapi tantangan dan peluang untuk mengurangi lebih lanjut ketergantungannya pada impor minyak melalui pengembangan energi alternatif dan kebijakan energi yang berkelanjutan. Meskipun demikian, di masa sekarang, Amerika Serikat tetap mengandalkan impor sekitar 47% dari total kebutuhan minyaknya.
Dalam kesimpulannya, sekitar 47% minyak yang dikonsumsi di Amerika Serikat harus diimpor dari negara-negara lain. Perkembangan teknologi di industri perminyakan dan biaya produksi yang lebih rendah telah meningkatkan produksi minyak AS. Walaupun demikian, impor minyak tetap menjadi komponen penting dalam memenuhi kebutuhan energi negara ini. Melalui langkah-langkah kebijakan energi yang tepat, AS dapat mengurangi ketergantungan pada impor minyak di masa depan dan mencapai kemandirian energi yang lebih besar.